Bersama suami |
Sebagai
salah seorang pembaca setia Majalah NooR, tentu saja saya selalu mengikuti info
terkini yang disajikannya. Termasuk di acara pengajian yang selalu digelar
setiap bulannya. Saya selalu berusaha menyempatkan diri untuk hadir jika tidak
ada acara lain yang bersamaan. Dari sana pula saya mengetahui info tentang
pemilihan Ibu Teladan oleh Majalah NooR dan BRI.
Majalah
NooR dan BRI bekerja sama dalam menyambut Hari Ibu dengan menggelar acara pemilihan
Ibu Teladan 2012 bertema “Tribute to Mom”. Ada pun syarat dan ketentuan
pendaftaran antara lain muslimah, WNI berumur 25 – 60 tahun, sudah menikah,
memiliki akidah yang baik, memiliki keluarga harmonis, bisa membaca Al Qur’an,
berprestasi dan berkarya, serta memiliki anak yang juga berprestasi.
Ketika
mendapat selebaran/formulir pendaftarannya di pengajian NooR beberapa waktu
lalu, saya sekadar membacanya saja. Tak ada niat untuk ikut berkompetisi,
karena saya telanjur mengukur diri. Tak mungkin rasanya saya “bersaing” dengan
ratusan ibu hebat yang bakal ikut serta di ajang pemilihan tersebut.
Hingga
pada hari yang tak terduga itu saya tiba-tiba bersemangat untuk mencoba. Berkat
dukungan teman lama saya semasa kuliah dulu, tiba-tiba rasa percaya diri saya
muncul. Dia meyakinkan bahwa saya mampu dan layak untuk ikut. “Terima kasih,
Adek.”
Bersama sahabatku, Ade Nursa'adah |
Akhirnya saya memutuskan untuk ikut
dalam seleksi pemilihan Ibu Teladan Majalah NooR dan BRI 2012 itu. Data diri
dan CV saya pun diminta untuk kelengkapan persyaratan pemilihan. Tidak hanya
itu, saya juga menyertakan biodata suami dan anak-anak saya berikut prestasi
mereka. Lagi-lagi setelah itu rasa percaya diri saya terusik kembali. Untuk itu
saya tak berani berharap banyak. Siapalah saya? Pikir saya ketika itu sambil
tersenyum-senyum sendiri setelah nekat mengirimkan CV ke panitia pelaksananya.
Tibalah
hari seleksi. Saya agak panik dan gugup. Apa yang akan saya jawab jika para juri
mempertanyakan macam-macam hal tentang saya nanti? Tapi, saya bersyukur
memiliki suami dan anak-anak serta orangtua yang sangat mendukung. “Dicoba saja...
kalau enggak dicoba, enggak bakalan tahu dong,” begitu kata mereka. Ini yang
membuat keyakinan dalam diri saya muncul kembali.
Selain itu, saya juga beruntung
mempunyai sahabat-sahabat baik di Galeri Kelas Ajaib. Mereka sangat mendukung
dan menyemangati saya. Terlebih guru menulis saya, Benny Rhamdani. Beliau
banyak memberi masukan untuk persiapan menjalani seleksi. Dan, saya pun
siap mengikuti babak awal pemilihan Ibu Teladan 2012.
Saya dijadwalkan harus hadir pukul
14.00 WIB pada tanggal 6 Desember 2012 di Hotel Grand Sahid, Jakarta.
Ketegangan pun diawali dari jalan tol yang luar biasa macet. Saya mulai gelisah
ketika jarum jam terus bergerak menuju waktu yang telah dijadwalkan untuk saya.
Saya mulai pasrah. Seandainya saya terlambat dan tidak mendapat kesempatan
untuk mengikuti seleksi babak awal, berarti itu bukan rezeki saya.
Alhamdulillah, akhirnya saya sampai
juga. Masih ada waktu dan saya masih harus menunggu giliran. Di dalam ruang
tunggu saya diam-diam memerhatikan para peserta lainnya. Mereka tampil dengan
balutan busana muslimah yang anggun dan cantik. Saya kembali gentar, tangan
saya dingin. Tapi, saya berusaha tenang dan berpura-pura penuh percaya diri.
Bersama para peserta di ruang tunggu |
Tibalah giliran saya menghadap dewan
juri yang terdiri dari Prof. Dr. Amany Lubis, MA; Oma Ana (ibunda Ary Ginanjar,
pendiri ESQ Way 165); Retno Wijayanti (Vice President BRI); Ratih Sanggarwati;
dan Jetty R. Hadi (Pemimpin Redaksi Majalah NooR).
Beberapa hal yang ditanyakan saya
jawab dengan lancar. Saya sangat antusias ketika bercerita tentang kegiatan
saya sebagai trainer penulisan. Terlebih ketika bercerita tentang perhatian
saya yang lebih mengarah kepada anak-anak kurang mampu. Ada rasa haru dan
semangat yang saya rasakan saat berbagi tentang pengalaman itu. Apalagi ketika
saya menawarkan buku-buku karya saya serta memberikan kartu nama saya kepada
dewan juri yang sangat ramah dan menenangkan itu. Rasa gugup dan grogi saya
yang sejak menunggu giliran tadi sudah sempurna menguasai raga, menguap
seketika.
Begitulah, seusai mengikuti wawancara
saya pun pulang dengan harap-harap cemas. Jujur saja, saya sudah memulai tentu
saja sedikit banyak saya juga ingin tahu hasilnya. Namun, saya tetap tak berani
berharap banyak. Sampai di tahap 63 peserta saja saya sudah sangat senang dan
merasa beruntung.
Tibalah di hari puncak penganugerahan
Ibu Teladan Majalah NooR. Hari itu, 12 Desember 2012 di Ballroom
Puri Ratna, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, saya hadir dengan segenap perasaan yang sulit saya
lukiskan. Betapa terharunya ketika saya tahu kalau saya masuk dalam lima belas
besar. Saya terpilih sebagai finalis bersama empat belas finalis lainnya. Lalu,
sampai di situ saya tak mau lagi memikirkan tahap selanjutnya. Bisa berdiri di
atas pentas bersama ibu-ibu hebat lainnya saja sudah membuat saya merasa terharu.
Para finalis bersama dewan juri. |
Saat itu ada rasa bahagia yang
meluap-luap di hati saya. Pasalnya, suami saya ternyata menyempatkan diri hadir
mendampingi saya untuk mendengar hasil keputusan dewan juri. Kehadirannya
membuat saya merasa tersanjung, karena dia harus pulang lebih awal dari jam kantornya.
Bersama suami tercinta. Foto: Haya Aliya Zaki |
Ketika nama-nama para finalis beserta
profil mereka dibacakan oleh Daan Aria ‘Project Pop’ dan Peggy Melati Sukma
selaku pembawa acara di malam itu, saya sudah sepenuhnya pasrah. Hingga sampai
pada giliran saya dipanggil untuk naik ke atas pentas, kepasrahan ternyata
membuat saya jauh lebih tenang.
Finalis Ibu Teladan 2012. Foto: Haya Aliya Zaki |
Suasana malam puncak penganugerahan Ibu Teladan Majalah NooR 2012 |
Ternyata kejutan belum usai. Saya
sedikit gugup ketika tiba-tiba MC Peggy megejutkan saya dengan beberapa
pertanyaan tentang aktivitas yang selama ini saya geluti. Meskipun saya yakin,
jawaban saya terlihat gugup dan kurang sistematis, namun saya berhasil melewati
kejutan itu. Hanya tiga finalis yang mendapat kesempatan untuk menjawab serta
memeragakan kebolehannya di atas pentas.
Menjawab pertanyaan MC |
Tibalah waktu pengumuman para
pemenang Ibu Teladan Majalah NooR 2012. Saat nama-nama pemenang disebutkan,
dada saya kembali bergemuruh. Sulit dikendalikan. Dan... nama saya disebut sebagai
pemenang ketiga. Ya Allah, ini benar-benar rahmat dari-Mu. Saya tidak menyangka
bakal keluar sebagai pemenang. Bagi saya, semua ibu adalah ibu teladan. Saya
salut dan banyak belajar dari teman-teman saya di sini. Sejak awal pemilihan,
saya sudah sangat yakin kalau semua ibu yang ikut di pemilihan ini adalah
ibu-ibu yang hebat. Tapi, di setiap kompetisi tentulah ada pemenang. Dan, Allah
sudah menentukan bahwa saya termasuk salah satunya. Alhamdulillah....
Bersama Ibu Tila (Pemred Majalah NooR), Ir. Hj Mutia Azwar Abu Bakar, dan Ibu Ria Alisjahbana (Pemimpin Umum Majalah NooR). Foto: Dian Kelana. |
Ibu Inspiratif: Helvy Tiana Rosa.
Ibu Teladan:
1.
Dewi
Smaragdina.
2.
Syarifah
Masnon Abbas.
3.
Wylvera
Windayana.
4.
Yasteti
Fahmi.
5.
Mariana
S.
Rasa haru
ternyata belum selesai. Begitu turun dari pentas, beberapa teman dekat saya yang hadir saat itu, seperti Haya Aliya Zaki, Mira Sahid, Ayah Dian Kelana, dan yang lainnya (maaf, tak bisa saya mention satu-satu di sini) menyambut saya dengan
ucapan selamat dan pelukan hangat. “Terima kasih ya buat kalian semua.”
Bersama teman-teman dari Kumpulan Emak-emak Blogger. Foto: Mira Sahid |
Akhirnya, saya menyikapi semua momen berharga ini sebagai
anugerah yang indah dari Allah SWT. Sekaligus pengingat bahwa saya harus
mengemban gelar ‘Ibu Teladan’ dalam kehidupan saya ke depan. Insya Allah tetap
istiqomah. Aamiin. [Wylvera W.]
Selamat sekali lagi, Kak Wiek. Semoga tetap merunduk, seperti ilmu padi. :) Allah memberkahi Kak Wiek sekeluarga. :)
BalasHapus@Haya Aliya Zaki: Aamiin... makasih ya, Hay. Dirimu salah satu supporter yang hebat buatku. *peluuuk
BalasHapusWiwiek, Di saat kamu memberi Allah mencatatnya melalui malaikat yang ada disisi kananmu. Kini saatnya kamu menerima balasan atas apa yang telah kamu berikan. Berbahagialah dan bersyukurlah dan teruskanlah perjuanganmu bersama dan untuk mereka yang kurang beruntung itu. Semoga mahligai tertinggi akan kamu dapatkan nantinya, insya Allah...
BalasHapusSalam
Dian Kelana
@Ayah Dian Kelana: Aamiin, speechless... makasih ya, Ayah. T_T
BalasHapusselamat ya mbak, sukses selalu.....salam
BalasHapus@tree susilo: Aamiin, makasih ya. :)
BalasHapusJadi terharu hiks kalau aku ada disana, pasti mewek :p
BalasHapus@Fita Chakra: Iya, Fit... mataku panas karena berusaha supaya gak nangis waktu itu. :)
BalasHapusWah aku baru tahu berita ini..mbak Wik
BalasHapusSelamat ya...semoga dapat selalu mejadi ibu teladan, baik di keluarga dan di lingkungan sekitar..amin.
@D. Meliantari: Aamiin... Insya Allah, Mbak. Terima kasih doanya. :)
BalasHapus