Tanggal 29 Desember 2012, saya kembali hadir di Lembaga
Pemasyarakatan Anak Pria, Tangerang. Ini adalah kunjungan kedua saya. Kali ini saya tidak sendiri. Ada sahabat
saya, Haya Aliya Zaki, dan Pak Dian Kelana. Kehadiran kami di sana untuk
memenuhi undangan dari Ketua Gerakan Peduli Remaja (GPR), Suci Susanti. Sebenarnya
hari itu adalah rangkain dari acara yang telah berjalan sejak tanggal 24
Desember 2012.
Pada tanggal 24 Desember anak-anak lapas telah mengikuti acara
seminar tentang ‘Bahaya dan Penyakit yang Disebabkan oleh Narkoba’ bersama
GRANAT. Berlanjut pada tanggal 25 Desember, anak-anak lapas kembali dihibur
dengan acara nonton bareng film ‘Mama Cake’ bersama sutradara Anggy Umbara serta
teman-teman Indonesia Tanpa Jil (ITJ) Chapter Jakarta. Pada tanggal 26 Desember
anak-anak lapas mengikuti outbond,
lalu di tanggal 27 Desember mereka kembali nonton bareng film ‘Lapas dan Ibu.’
Pada tanggal 28 Desember mereka melakukan persiapan acara pentas seni yang digelar pada 29 Desember.
Acara pentas seni yang dipandu oleh dua orang MC itu dibuka dengan sambutan dari Suci Susanti selaku Ketua GPR. Dari keterangan MC, kiprah Gerakan
peduli remaja ini telah lama berjalan dan memberi manfaat bagi anak-anak lapas.
GPR yang pada tanggal 29 Desember 2012 genap berumur setahun itu merupakan sebuah komunitas yang
peduli dan intens membina anak-anak jalanan dan anak kurang mampu untuk
mendapatkan perhatian khusus dalam segala bidang.
Sambutan oleh Ketua GPR |
Sambutan dilanjutkan oleh Ketua Lapas, Drs. Budi Raharjo, Bc.IP., MH. Di tengah-tengah
sambutannya, Budi Raharjo menyelipkan kuis untuk Andikpas (Anak Didik Lapas). Mereka
harus menyebutkan nama-nama kru dari GPR. Bagi yang berhasil menyebutkan nama
terbanyak, Kepala Lapas memberikan hadiah berupa voucher belanja di koperasi lapas. Anak-anak lapas begitu antusias
berlomba dan maju ke depan untuk menjawab pertanyaan kuis. Ada tiga orang yang berhasil
mendapatkan voucher. Seru juga!
Sambutan oleh Ketua Lapas |
Kemudian acara berlanjut dengan pagelaran seni oleh anak-anak lapas. Mulai dari
pertunjukkan musik marawis yang sangat memikat mata serta telinga, lalu kolaborasi
permainan angklung, keyboard, dan gendang tradisional yang begitu rapi, hingga
pembacaan puisi oleh salah satu anak lapas.
Marawis Andikpas |
Kolaborasi angklung, keyboard,dan gendang |
Band Andikpas |
Pembacaan puisi |
Setelah usai tampil dengan musik
marawis, Kepala Lapas memberi informasi tentang prestasi yang telah diraih oleh
grup Marawis Andikpas tersebut. Mereka pernah tampil di Gedung Arsip Nasional
dan mendapat sambutan meriah dari tamu-tamu penting yang hadir saat itu.
Selain itu,
saya juga begitu terkesan dengan puisi yang
dibacakan oleh salah
satu anak lapas. Alhamdulillah, saya sempat mengambil foto beberapa bait puisi tersebut.
Bagian puisi yang dibacakan |
Tak hanya itu, saya tetap tekun mengikuti
pertunjukan demi pertunjukan yang disajikan oleh anak-anak lapas. Perasaan
kagum, haru, dan bangga bergelut menjadi satu dalam hati saya. Melihat mereka tampil memikat dengan beragam seni yang mereka
tunjukkan, telah memberikan satu bukti kepada saya bahwa sebenarnya anak-anak
itu adalah anak-anak
yang cerdas. Nasib, rendahnya taraf ekonomi serta kurangnya bimbingan rohanilah yang telah menyeret mereka melakukan
kesalahan sehingga harus mendekam di lapas tersebut. Untunglah, mereka tak
dibiarkan gamang terlalu lama di dalam tahanan itu. Mereka tetap dibina,
diperhatikan, dididik sedemikian rupa agar semakin menyadari kesalahan dan
menghapus kenangan buruk yang sempat mereka lakukan. Semua itu diramu untuk
pembinaan mental serta spiritual mereka demi menghadapi hari-hari selanjutnya
ketika mereka keluar dari lapas kelak.
Acara pagelaran seni itu juga dimeriahkan oleh Rapper Salameh Hamzah dan Punk Muslim. Di akhir acara, anak-anak lapas mendapatkan bingkisan dari Ibu-ibu
Muslimah Yayasan Al-Hakim Bumi Serpong Damai, Tangerang.
Foto bareng Ketua GPR dan salah satu anak lapas |
Ki-ka: Dian Kelana, Saya, dan Suci Susanti |
Ki-ka: Haya Aliya Zaki, Suci Susanti, dan saya |
Di acara pentas seni yang berawal dari pukul 10.30 - 14.30 WIB itu, ada satu hal yang membuat saya begitu girang. Menurut Suci, keinginan
saya untuk memberikan pelatihan menulis kepada anak-anak lapas ternyata
disetujui oleh Kepala Lapas. Insya Allah, kami dari Galeri Kelas Ajaib akan memulainya di Januari
2013 nanti. Semoga niatan ini bisa terlaksana dengan baik. Aamiin. [Wylvera W.)
Amiin, semoga niat suci itu bisa terealisir Wiwiek, saya siap untuk ikut berpatisipasi...
BalasHapusSalam
DK
@Ayah Dian Kelana: Aamiin, terima kasih ya, Yah. Kita siap ke sana lagi pertengahan Januari nanti, Insya Allah. :)
BalasHapusTernyata bakat seni mereka luar biasa ya?
BalasHapusSenang liat mereka banyak aktivitas dan bisa mengisi waktu dgn hal-hal positif.Baca puisi itupun bikin hati ini trenyuh. Semoga mereka selalu semangat ya..,semoga sukses rencananya ya mak Wiwiek..,niat baik Insya Allah akan berjalan baik, Aamiin :)
@cerita-waya: Iya, dengan begitu mereka gak merasa ditinggalkan dan dicampakkan ya, Mak. Pendekatan seperti ini diharapkan mampu memberi keseimabangan bagi mental mereka. Btw, Aamiin... makasih supportnya, Mak Waya. :)
BalasHapusSemoga mereka bisa menjadi remaja-remaja yang mandiri setelah keluar dari lapas nanti. Aamiin.
BalasHapus@Haya Aliya Zaki: Aamiin... semoga.
BalasHapus