Asyiiik, akhirnya bisa nonton bareng! (Foto: Wylvera W.) |
Sebenarnya
acara nonton bareng ini ingin saya jadikan tradisi tahunan untuk murid-murid
kelas ekstrakurikuler jurnalistik dan kepenulisan. Selain refreshing, saya ingin mengajak mereka untuk berlatih membuat
resensi (salah satu materi ekskul yang saya masukkan ke dalam silabus) dari film
yang mereka tonton. Namun, sejak angkatan pertama (2010 – 2011), murid-murid kelas
jurnalistik SDIT Thariq Bin Ziyad, Pondok Hijau Permai, Bekasi yang saya bimbing
tidak pernah lagi mendapat kesempatan untuk merasakan sensasi nonton bareng. Alasannya,
karena kami tidak pernah menemukan jadwal untuk berkumpul di hari
libur dengan film yang pas untuk ditonton. Terpaksa saya hanya bisa menyuguhkan film-film pendek untuk ditonton di
kelas saja. Itu tentu saja tidak maksimal.
Setelah
menunggu sekian lama waktu yang benar-benar pas, betapa senangnya karena akhirnya
kesempatan itu kembali dinikmati oleh angkatan keempat. Sebelum memasuki ujian
semester, mereka sempat meminta untuk menonton bersama seperti yang pernah
dirasakan oleh kakak-kakak kelasnya.
“Ayo
dong, Bu. Kapan nih kita nonton bareng? Masak cuma angkatan pertama aja yang
diajak sama Ibu?” tanya salah satu dari murid saya ketika itu.
“Bukan
begitu. Masalahnya, setiap ibu bisa selalu di antara kalian ada yang nggak bisa
ikut. Enggak asyik kalau sebagian bisa nonton sebagian lagi enggak ikutan,”
jawab saya memberikan pengertian.
“Sekarang
pasti semua bisa deh, Bu. Iya kaaan?” tanyanya lagi kepada teman-teman
sekelasnya.
Kelas
mulai riuh oleh suara-suara mereka yang memaksa untuk segera dijadwalkan acara
nonton bareng itu. Saya pun akhirnya menyetujui dan memutuskan untuk menetapkan
tanggal serta harinya. Awalnya saya ragu, karena tanggal yang kami pilih
bertepatan dengan sehari menjelang ujian semester pertama di tahun ajaran 2013 –
2014. Apakah orangtua mereka akan
memberikan izin? pikir saya bimbang. Namun, mengingat semangat mereka yang
menggebu-gebu itu, saya tekadkan untuk tetap membuatkan surat permohonan izin
kepada orangtua mereka.
Singkat
cerita, akhirnya surat izin orangtua pun disetujui oleh Kepala Sekolah. Senangnya
saya, karena Kepala Sekolah malah memberikan dukungan dengan menyediakan
anggaran makan siang untuk kami. Akhirnya surat yang sudah ditandatangani oleh
Kepala Sekolah pun dibagikan ke murid-murid ekskul jurnalistik untuk
dikumpulkan kembali di hari Kamis, 5 Desember 2013.
Di
hari Jum’at (jadwal ekskul), saya kembali bertemu dengan anak-anak. Saya
mengatakan bahwa acara nonton bareng di hari Minggu itu mereka tidak sekadar
nonton begitu saja. Tentunya ada tugas yang akan mereka kerjakan. Untuk
pemenuhan tugas itu, saya pun memberikan materi tentang cara meresensi film. Mereka
tekun mencatat semua langkah yang harus mereka kerajakan nantinya.
Alhamdulillah,
dari 19 murid yang ikut di kelas ekskul, 16 yang menyatakan ikut karena yang 3
lagi tidak bisa meninggalkan acara bersama keluarganya. Oh, iya... film yang
akan kami tonton awalnya adalah “Sokola Rimba”, namun ternyata film itu sudah
tidak ditayangkan lagi di seluruh bioskop XXI Bekasi. Sayangnya saya mengetahui ini di hari Sabtu sehingga tak sempat memberitahukan ke anak-anak. Saya pun
memutar rencana. Dengan meminta persetujuan Kepala Sekolah lewat telepon, akhirnya saya
mengalihkan uang yang sudah terkumpul untuk menonton film “Frozen” agar
murid-murid saya tidak kecewa kalau dibatalkan.
Pada
hari Minggu, ketika semua sudah berkumpul di sekolah, saya akhirnya mengatakan
kalau film yang akan mereka tonton bukanlah “Sokola Rimba”, melainkan “Frozen”.
Tanpa saya duga, mereka serentak berteriak girang.
“Horeee...!
Nggak apa-apa, Bu. Frozen juga katanya asyik, kok,” seru mereka sambil
menunjukkan senyum sumringah.
“Syukurlah,
kalau begitu,” kata saya lega.
Tepat
pukul 10.15 WIB kami pun berangkat menuju Mega Bekasi Mal dengan mengendarai
dua mobil. Tiba di lokasi, serasa banyak mata yang memandang dengan bibir
tersenyum ke arah kami, khususnya saya. Ya iyalah... 1 ibu dengan 16 anak itu,
sesuatu banget lho. Hehehe....
Sabar menunggu pintu bioskopnya dibuka. :) (Foto: Wylvera W.) |
Kami
pun berjalan seperti pasukan baris ber baris, seakan tak mau terpisah dari
rombongan sekejap pun. Karena pintu bioskop belum dibuka, mereka memilih untuk
menunggu sambil duduk-duduk di sudut kosong yang bersih. Lucu melihatnya!
Begitu
pintu dibuka, saya langsung melesat membeli tujuh belas tiket untuk kami.
Jadwal tayang yang saya pilihkan adalah pukul 12.15 WIB. Masih ada waktu untuk
menunggu.
“Kita
sholat dulu yuk, biar nontonnya tenang,” usul salah satu dari mereka. Saya
tersenyum karena merasa sudah didahului memberikan usul yang sama kepada mereka.
Saya pun membimbing mereka ke tempat sholat. Saya yang tidak sholat (lagi libur
soale) ketika itu mengambil kesempatan untuk mengambil foto kebersamaan
mereka ketika melakukan sholat zuhur berjema’ah. Subhanallah....
Sholat zuhur berjema'ah sebelum nonton. (Foto: Wylvera W.) |
Tibalah
waktunya memasuki ruang bioskop. Kami mendapat posisi bangku di baris paling
atas dan kedua. Saya mulai mengingatkan mereka kembali untuk tetap enjoy menonton filmnya supaya bisa
merekam semua detail yang berlangsung di film ”Frozen” tersebut.
“Wah,
lumayan berat ni, Bu,” bisik salah satunya.
“Kenapa?”
tanya saya pura-pura tidak paham.
“Kan
bahasanya aja udah beda sama film Indonesia, Bu,” jawabnya dengan mimik lucu.
Sesaat sebelum film diputar. (Foto: Wylvera W.) |
Saya
hanya tersenyum dan tetap menyemangati mereka agar tetap semangat menonton supaya
tuga meresensinya lancar. Saatnya film diputar. Mereka langsung konsentrasi dan
menikmatinya. Sesekali saya melirik ke mereka yang duduk sederetan dengan
bangku saya. Wajah-wajah ceria dan antusias itu membuat saya tersenyum
berulang-ulang. Puas karena bisa menyenangkan mereka, murid-murid saya.
Usai
menonton, masih ada acara makan siang bersama. Tanpa dikomando, mereka langsung
mengambil posisi duduk dengan tertib. Santapan sederhana yang tersedia pun
habis dilahap. Sesekali saya dengar mereka mengulas tentang film yang baru
mereka tonton.
Lunch dengan paket hemat. ;) (Foto: Wylvera W.) |
“Eh,
jangan lupa lho, resensinya harus dikumpulkan setelah ujian,” kata mereka
saling mengingatkan. Saya kembali tersenyum sambil ikut menikmati sisa ayam
goreng di piring saya.
Begitulah,
panduan untuk menuliskan resensi tentang film Sokola Rimba yang sudah saya
berikan di hari Jum’at, akhirnya beralih ke film Frozen, sehingga nonton bareng kali ini bukan sekadar nonton ceritanya. Hehehe....
Rasanya tak sabar menunggu mereka menuliskan resensi itu. Tak sabar untuk membahas tentang film itu bersama mereka di kelas ekskul jurnalistik dan kepenulisan. Baiklah, saya harus sabar menunggu mereka selesai ujian semester. :) [Wylvera W.]
Rasanya tak sabar menunggu mereka menuliskan resensi itu. Tak sabar untuk membahas tentang film itu bersama mereka di kelas ekskul jurnalistik dan kepenulisan. Baiklah, saya harus sabar menunggu mereka selesai ujian semester. :) [Wylvera W.]
wah,ini guru top bangetttt hehehe
BalasHapusAlhamdulillah, hanya ini yang aku bisa. Makasih ya, Mbak. :)
Hapuskereeen bu guruu, jempol deh :)
BalasHapusMakasih, Mak Aul. ^_*
HapusSeruuuu ... ide nonton barengnya asyik banget mba Wik. Pasti anak-anak juga akan sangat antusias menuliskan resensinya :)
BalasHapusHehehe, iya Kang Iwok. Sudah nagih sejak awal tahun ajaran baru malah. Mereka dengar "gosip" dari kakak kelas dulu sebelum memilih kelas ekskul ini soale. Makanya dibikin jadi acara rutin deh. :)
HapusMenarik banget eksulnya, kelas berapa Mbk?
BalasHapusGabungan, kelas 3, 4, dan 5. Malah ada yang 3x berturut-turut ikut kelas ini. :)
Hapusbu gurunya top deh. Bagus ya mbak film sokola rimba. pingin baca tulisan anak-anak past bagus2 deh, Kapan ngajari aku menulis mbak :)
BalasHapusudah pernah kerumah kepala sekolahnya belum mbak? rumahnya dekat aku hehehe
Gak jadi nonton Sokola Rimba, jadinya Frozen.
HapusHehe, ayo usul sama POMG nya dong.
Belum pernah ke rumah Bu Siti. Kapan-kapan ajak dong. :)
Wow keren buanged ide bunda yang satu ini
BalasHapusMakasih ya. :)
Hapus