|
doc. Pribadi |
Anak
yang bisa menulis bukan hanya untuk menjadi penulis saja. Sebab, apa pun kelak
profesi yang dipilih si anak, kemampuan menulis akan dapat menumbuhkan
kreativitasnya dalam menjalankan profesi tersebut. Namun, untuk menjadi gemar
dan suka menulis mungkin tak diminati oleh semua anak. Maka, untuk memotivasi
mereka agar menggemari kebiasaan ini adalah tugas kita sebagai orangtua, guru,
maupun insan yang peduli pada hal itu.
|
Menulis di layar komputer vs buku tulis (sensasinya beda-beda lho). Doc. Pribadi |
Untuk
kepedulian itu, sebagai salah satu orangtua sekaligus guru (meskipun hanya
mengajar di kelas ekskul), saya selalu memupuk semangat untuk menularkan
kebiasaan menulis ini kepada anak-anak didik saya dengan istilah “virus”
menulis. Saya selalu mengingatkan kepada anak-anak didik yang saya bimbing
sejak 2010 lalu di SDIT Thariq Bin Ziyad Pondok Hijau Permai, Bekasi, tempat
saya mengajar pada kelas ekstrakurikuler jurnalistik. Saya selalu menularkan “virus”
menulis itu di sela-sela materi jurnalistik yang saya ajarkan kepada mereka.
Seterampil apa pun mereka melakukan liputan dan wawancara, mereka tak akan
mampu menyusun berita yang bagus jika keterampilan menulis mereka tidak diasah
dengan baik. Itu yang kerap kali saya ingatkan.
|
doc. Pribadi |
Awalnya
mereka heran, sebab mengira bahwa kelas jurnalistik semata-mata hanya berlatih
menjadi wartawan cilik yang baik dengan mampu meliput serta mewawancari narasumber
saja. Begitu saya meminta mereka menuliskan reportasenya, barulah mereka
menyadari bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan supaya mereka bisa
menyajikan berita yang enak untuk dibaca.
|
Nonton bareng jadi kegiatan yang paling menyenangkan. (Doc. Pribadi) |
Demi
mengasah keterampilan mereka, saya tak lupa untuk menyelipkan materi menulis di
setiap kali saya bertemu di kelas dengan mereka. Materi itu bisa berupa dari
menuliskan cerpen, catatan harian, maupun opini mereka. Saya juga memberikan
kesempatan kepada anak-anak itu untuk sekadar duduk di luar kelas atau di luar
gerbang sekolah. Mereka saya minta untuk mengamati apa yang terjadi di
sekeliling mereka dalam waktu sekitar lima belas menit. Setelah itu, saya
meminta mereka kembali ke dalam kelas untuk memberikan laporan pandangan
matanya ke dalam tulisan. Saya meminta mereka menuliskan semua yang mereka
tangkap lewat panca inderanya. Alhamdulillah, hasilnya lumayan bagus.
|
Kunjungan ke Panti Asuhan. (Doc. Pribadi) |
Tak
hanya itu, untuk mendorong semangat mereka dalam menulis, sesekali saya juga
meminta mereka menuliskan apa yang paling mereka sukai, ketahui dan kuasai. Karena
menuliskan apa yang paling dikuasai akan memudahkan mereka menuangkan idenya.
Imbas dari kebiasaan itu, lambat laun mereka semakin terampil untuk membuat
laporan wawancara serta liputan lainnya dalam bentuk tulisan. Saya mengharapkan
dua keterampilan sekaligus dapat mereka kuasai selama berada di kelas ekskul
yang saya bimbing.
|
Wawancara Pedagang. (Doc. Pribadi) |
Pertama
tentunya keterampilan jurnalistiknya. Untuk level anak-anak seperti mereka,
saya membatasi pada keluwesan dalam menyusun pertanyaan serta melakukan
wawancara kepada guru, teman sekolah, pedagang di sekitar sekolah, orangtua
mereka serta terampil melakukan liputan sederhana di dalam maupun di sekitar
sekolah. Kedua, tentunya keterampilan menulisnya.
|
Doc. Pribadi |
Dari
pengalaman mengajar kelas ekskul ini, salah satu murid saya (Salwa Salsabila) sudah berhasil membukukan salah satu cerpennya yang lolos di lomba menulis cerpen tingkat
nasional beberapa waktu lalu. Bukan hanya itu, cerpen Salwa juga lolos seleksi
dan dia berhasil ikut serta dalam Konferensi Penulis Cilik Indonesia 2013 setelah
berkompetisi dengan lebih seratus cerpen peserta dari seluruh tanah air. Sementara murid
saya yang lainnya juga telah berhasil menyusun tulisan dari wawancara mereka
kepada para pedagang di luar sekolahnya yang dimuat di tabloid sekolah itu.
Saya
berharap, keberhasilan ini tak terhenti hanya pada satu atau beberapa murid
saja. Kelak akan ada lagi yang menyusul karena imbas “virus” menulis yang saya
tularkan. Semoga. []
hebat nih Salwa siapa dulu gurunya ya
BalasHapusSalwanya memang hebat dan selalu tekun kalau di kelas, Mbak. :)
Hapus