Serasa seleb kalau lihat ini. (capture dari fb) |
Catatan
perjalanan saya di tahun 2014 diawali dengan “sport jantung”. Jangankan
berpikir untuk menghabiskan malam pergantian tahun. Untuk duduk menulis dengan tenang
saja saya terasa sulit saat itu. Namun saya tetap berusaha sekuat hati untuk
tetap melangkah dan mohon petunjuk-Nya.
Sebagai
pemimpin redaksi, saya tetap berusaha mengkoordinir terbitnya majalah internal
para istri pegawai Bank Indonesia. Majalah Insani pun tetap bisa terbit dan
terdistribusi di bulan Desember 2013. Dan, saya tetap mengajar kelas ekskul
jurnalistik di SDIT Thariq Bin Ziyad. Alhamdulillah....
Lalu
mengapa saya sport jantung? Semua bermula dari vonis dokter atas penyakit yang
diderita anak sulung saya, Mira. Selama 2013 pikiran dan perhatian saya sudah
terkuras padanya. Hingga di penghujung tahun kekhawatiran itu belum juga reda.
Ini yang membuat saya tak pernah berpikir bagaimana cara mengawali tahun 2014
dengan list pencapaian sesuai dengan
profesi saya sebagai penulis. Hingga puncak ketegangan itu mencapai klimaks di
pertengahan Januari 2014. Mira akhirnya harus menjalani operasi pengangkatan
kantung empedu di Rumah Sakit Pertamina Pusat Jakarta.
Mira pasca operasi (dokpri) |
Sudah
redakah kepanikan saya setelah itu? Belum!
Jantung
saya kembali berdegup kencang. Ujian itu belum usai. Awal Februari, Mira
kembali masuk rumah sakit dan memasuki tahap yang ternyata jauh lebih
mencemaskan bagi saya. Pendarahan lambung pasca operasi mengharuskannya dirawat
di ruang Intermediate Care (IMC) Rumah Sakit Awal Bros, Bekasi.
Sungguh
Allah selalu memberi batas kepada kesanggupan hamba-Nya. Rasa syukur tak pernah
henti saya desahkan dalam qalbu. Kekuatan doa dari para sahabat, teman, dan
keluarga tak pernah lepas mendukung kami. Dan saya yakin Allah mendengar semua
doa itu. Saya tidak akan pernah melupakannya. Semoga Allah memberi balasan yang
sepadan buat mereka. Aamiin.
Lagi-lagi
saya selalu meyakini bahwa Allah Swt. sungguh Maha Tahu batas kekuatan
hamba-Nya. Dia kembali menuntun hati saya untuk bangkit. Alhamdulillah, Mira berangsur-angsur
pulih dan bisa menjalani studinya kembali. Saya pun mulai bisa menata ulang
hari-hari saya. Tak ada target. Tak ada resolusi untuk melanjutkan bulan-bulan
di tahun 2014. Semua saya pasrahkan mengalir sesuai kehendak-Nya. Jujur, trauma
itu tetap ada terselip di sudut hati terdalam. Namun saya harus bisa memacu
semangat kembali.
Kecewakah
saya? Tidak!
Saya
justru bersyukur karena Allah Swt. memilih saya, Mira, dan keluarga untuk
menjalani ujian itu. Saya menyikapi semua itu sebagai bentuk kasih sayang-Nya
kepada kami agar selalu ingat dan tidak terlanjur terlena dengan kenikmatan
dunia. Semoga kami termasuk hamba yang bisa melewati ujian-Nya. Aamiin.
Pelan-pelan
saya bangkit dan memompa kembali semangat yang nyaris padam terutama di dunia
menulis. Saya yakin sekali bahwa Allah selalu mencintai saya. Pertengahan bulan Februari 2014 saya berusaha hadir di acara launching buku kumpulan cerita karya murid-murid saya yang berjudul "Reporter Cilik". Acara itu digelar di event Thariq Bin Ziyad Exhibition 2014.
Launching Buku Kumpulan Cerita karya murid-murid saya (dokpri) |
Saat naik ke atas panggung bersama murid-murid saya yang ikut menyumbang karya tulisnya di buku itu, satu kejutan nyaris membuat saya meneteskan air mata. Ibu Kepala Sekolah memberikan sebuah penghargaan yang tidak saya sangka-sangka. Ya Allah, rasa syukur itu kian menggunung memenuhi hati saya. Sementara saat itu, Mira masih dalam masa pemulihan pasca operasi. Ini menjadi penyemnagat yang luar biasa buat saya dalam mendampingi kesembuhan anak saya. Alhamdulillah....
Piagam Penghargaan dari Kepala Sekolah SDIT Thariq Bin Ziyah PHP, Bekasi (dokpri) |
Saat melepas Mama umroh di Bandara Soeta (dokpri) |
Kepercayaan
diri saya lagi-lagi kembali meningkat ketika Majalah Annisa meminta saya
menjadi narasumber di event Office to
Office mereka. Tanggal 28 Maret 2014 saya menjadi pembicara di Bank Syari’ah
Mandiri, Jakarta.
Saya
kembali mengisi hari dengan menulis. Dua dongeng saya pun dimuat di Nusantara
Bertutur Kompas Klasika. Saya juga memenangkan dua lomba menulis di blog.
Artikel dan cerpen saya kembali mengisi rubrik cerpen di Majalah Annisa dan
Majalah Noor. Cerpen saya terpilih dalam proyek buku antologi bersama
teman-teman yang tergabung di Fiksiana Community. Antologi itu pun terbit dalam
buku bacaan anak berjudul Alien Terakhir
yang diterbitkan oleh DAR! Mizan.
Tanggal
5 April 2014, Haya Aliya Zaki mengajak saya untuk mengisi pelatihan menulis di SDIT Aulady
Serpong bersama Benny Rhamdani. Ini menjadikan saya benar-benar merasa bangkit
dan kembali percaya diri sebagai penulis. Terima kasih, Haya.
Salah satu momen berkesan yang saya
rasakan pasca kegamangan adalah kesempatan untuk bertemu dengan siswa-siswi
Sekolah Dasar di Sabang. Ya, tanggal 19 April 2014 saya bersama tiga teman
lainnya berkesempatan berkunjung ke sana. Dan, saya tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan itu. Saya ingin perjalanan saya ke Aceh tetap membawa kenangan di
bidang kepenulisan. Niat baik saya pun disambut dengan sangat baik oleh pihak
SD Negeri 1 Sabang. Saya berbagi pengalaman menulis kepada 50 siswa di sekolah
itu.
Foto-foto kegiatan saya (silakan diklik) - dokpri |
Sambil tetap mengisi hari dengan
kegiatan menulis, mengajar, dan mengurus Majalah Insani, saya kembali
menyempatkan diri melepas rasa rindu. Kerinduan untuk kembali berbagi ilmu dan
pengalaman menulis di PKBM AL-Falah, sekolah anak-anak pemulung Bantargebang
terpenuhi di bulan Mei 2014. Lalu, saya bisa kembali bertemu dengan anak-anak
Lapas Tangerang untuk membimbing mereka menulis kisah-kisah pengalamannya. Alhamdulillah....
Sebagai penulis, saya sesungguhnya
mulai merasakan bahwa passion saya
adalah mengajar. Itu sebabnya saya selalu senang jika ada permintaan untuk
menjadi narasumber di event pelatihan
menulis, seminar parenting, dan
sejenisnya. Ketika permintaan untuk menjadi pemateri di workshop menulis untuk ibu-ibu Persit Kartika Chandra Kirana Cabang
XL Brigif 15 Kujang II PD III/Siliwangi datang menghampiri, saya menyambutnya
dengan antusias. Pertengahan bulan Juni 2014 saya pun mengisi acara tersebut.
Di bulan SeptemberDi bulan-bulan berikutnya
saya kembali dipenuhi semangat. Buku duet saya dengan Dian Kristiani berjudul Ke Tanah Suci, Yuk! pun menyusul terbit.
Disusul oleh satu lagi karya saya terbit bersama para penulis komik muda
Kecil-Kecil Punya Karya dalam judul buku Hantu
Tak Berwajah.
Catatan-catatan saya di blog tentang
beragam event yang saya isi ternyata
sedikit banyak dilirik oleh pembaca. Dari sana pula mereka mengenal saya dan
akhirnya meminta untuk mengisi pelatihan serupa yang mereka gelar. Pengalaman saya
menjadi narasumber kembali dipercaya. Ini bagian manfaat dari ngeblog tentunya.
Pada
27 Oktober 2014, saya diminta oleh Majalah Kartini untuk menjadi pembicara di
seminar yang mereka gelar atas kerjasama dengan Ibu-ibu PIA Ardhya Garini Mabes
TNI AU di Cilangkap. Materi yang saya sampaikan semua tidak jauh-jauh dari
seputar profesi saya sebagai penulis.
Rasa syukur itu takkan pernah berhenti
saya rasakan. Mira anak saya pun kembali fokus pada hobinya menulis. Novel
barunya berjudul Roseanne (terbit September 2014) membuat
saya benar-benar merasa terharu. Mira menyelesaikan naskah novel itu beberapa
hari setelah dia menjalani operasi. Saya pikir naskah itu takkan pernah
selesai, namun Allah punya janji lain untuk anak saya. Mira berhasil
menuntaskannya setelah keterpurukannya sekali lagi pasca operasi pengangkatan
kantung empedu itu. Allahu Akbar!
Silakan diklik (Mira's Movie) |
Puncak kebahagiaan yang saya rasakan
adalah ketika Allah Swt. memberi kami rezeki dan nikmat sehat yang tiara tara.
Tanggal 20 – 29 November 2014 saya dan keluarga diberi kesempatan untuk
mengunjungi bumi-Nya yang lain di Inggris Raya sana. Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kau dustakan? Alhamdulillah....
Sebagai
penutup, di pertengahan Desember 2014 saya masih diberi kepercayaan dan
kesempatan untuk kembali berbagi pengalaman. Saya menjadi salah satu pembicara
di seminar parenting yang digelar oleh Gerakan Peduli Remaja. Lagi-lagi materi
yang saya sampaikan tetap seputar dunia kepenulisan dan anak.
Inilah catatan perjalanan saya di
tahun 2014. Saya benar-benar merasakan dinamika selama setahun kemarin. Dan hingga
di hari pertama di tahun 2015 ini saya belum berani memasang target, terutama
di dunia menulis yang menjadi kecintaan saya. Biarkanlah semua mengalir menurut
kehendak-Nya. Yang terpenting saya akan tetap terus menulis kecuali Allah
menghentikannya.
Saya
hanya memohon agar Allah selalu melimpahkan kesehatan, kekuatan, semangat,
keberkahan serta ridhonya untuk saya. Begitu pula untuk suami dan kedua anak saya. Tanpa ridho-Nya, saya takkan mampu melangkah.
Mari
melanjutkan langkah di tahun 2015. Semoga Allah senantiasa memberi petunjuk-Nya.
Aamiin. [Wylvera W.]
Selamat tahun baru 2015 mba wik :)
BalasHapusSama-sama, Irma. Semoga sehat juga ya dirimu, say. Aamiin. *hug*
HapusKereen..semoga makin mantap tahun ini yaa..
BalasHapusAamiin, makasih Ardiba. :)
HapusSemoga tahun 2015 lebih cetar membahana ya, Wik.
BalasHapusKangen bertemu anak-anak bantar gebang, kapan ya bisa ke sana lagi :(
Aamiin, makasih ya, In. :)
HapusYuk, kapan ke sini lagi. Kita sempatkan berkunjung lagi ke sana nanti.
aamiin....
BalasHapussemoga tahun ini lebih berkah ya mak^^
Aamiin, makasih ya. :)
HapusAllhamdulillah di tutup dengan jalan-jalan ya mbak 2014:) Selamat tahun baru
BalasHapusIya, Alhamdulillah. Sama-sama, Mbak. :)
HapusMoga awak bisa mengikuti jejak Kak wiek lihat Big Ben. Aamiin.
BalasHapusAamiin, Insya Allah didoakan Hay. :)
Hapusikut deg2an baca ttg yasmin.... tapi kak wik mah keren...(y)
BalasHapusBelum sekeran yg berani pasang targetlah, Dian. Aku masih mengikuti ke mana keberuntungan membawaku saja. :)
HapusMira, semoga sehat selalu, ya.
HapusSukses untukmu, Kaak.
Met tahub baru. :)
Aamiin, makasih ya Idah Ceris. :)
HapusMasya Allah, balasan Allah atas musibah Mira dibalut dengan rejeki yang berlimpah ya mak :)
BalasHapusAllah Swt. memang Maha Pengasi dan Penyayang, Mak. Itu yang selalu aku yakini dan kushare ke anak-anakku juga ketika mereka dalam kesulitan. Supaya mereka nggak mengeluh berkepanjangan. Walau berat tapi aku yakin Allah punya cara-Nya sendiri untuk mengingatkan kita. Alhamdulillah, untuk ujian kali ini kami telah melewatinya. Semoga kami selalu dikuatkan untuk ujian-ujian-Nya yang lain. Aamiin. Btw, makasih ya, Mak, sudah mampir ke sini. :)
HapusSungguh luar biasa ujian dan pencapaiannya, ya, Mak? Bener sekali, Allah Maha Tahu batas kemampuan hamba-Nya di dlm menerima ujian dari-Nya. Makin kagum dengan dirimu, Mak, pengen belajar banyak dari mu, boleh khaan? Sukses selalu, Mak, selamat tahun baru yaaa. :)
BalasHapusAh, aku masih terus berproses Mak. Masih jauuuh....
HapusBtw, komenmu buatku tersandung...eh, tersanjung, Mak, sueeeer. ;)
Sukses juga buat dirimu ya, Mak Kandi! ^_^