Oleh Ny. Wiwiek Indra
Gunawan
Aku bagian dari ini (dokpri) |
Siapa
bilang perempuan Indonesia masa kini hanya pandai berbelanja dan peduli dengan
kecantikan serta keindahan penampilan semata? Siapa bilang mereka hanya
mementingkan diri dan keluarganya saja serta tidak peduli pada lingkungannya?
Eitt ... tunggu dulu. Kini sudah
banyak perempuan Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan
masalah-masalah sosial yang terjadi di sekelilingnya. Kita tidak perlu
menelusuri satu per satu seperti apa bentuknya. Beritanya banyak yang sudah
dimuat di media sosial. Kita tinggal membaca dan melihat ragam kegiatan yang
mereka lakukan untuk mengaplikasikan makna dari kepedulian sosial ini.
Kepedulian berasal dari kata “peduli” yang diartikan
sebagai memperhatikan atau menghiraukan. Maka kepedulian bermakna sebagai sikap
atau cara kita memperhatian sesuatu. Dengan demikian kepedulian sosial berarti
memperhatikan atau menghiraukan orang lain. Kalau ditelusuri lebih jauh, makna
dari kata kepedulian sosial sangatlah luas. Namun kita simpulkan saja bahwa
kepedulian sosial adalah kegiatan yang mengandung unsur perbuatan baik kepada
sesama manusia.
Ragam komunitas perempuan Indonesia yang fokus pada
masalah-masalah kemiskinan serta peningkatan ekonomi pun telah menjamur. Tidak
terkecuali pada komunitas ibu-ibu istri pegawai di instansi-instansi pemerintah
dan swasta. Di samping membentuk komunitas sesama istri pegawai, mereka juga
terjun ke masyarakat bawah yang membutuhkan bantuan.
Kita mengenal sebutan Dharma Wanita bagi para istri
Pegawai Negeri Sipil di negeri tercinta ini misalnya. Dharma Wanita memiliki
tugas pokok yaitu, “Membina anggota, memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan,
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, menjalin hubungan kerjasama dengan
berbagai pihak, serta meningkatkan kepedulian sosial dan melakukan pembinaan
mental dan spiritual anggota agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berkepribadian serta berbudi pekerti luhur”. (sumber: Wikipedia)
Lalu apa hubungannya dengan PIPEBI?
Seperti Dharma Wanita, di Bank
Indonesia kita juga memiliki komunitas yang terdiri dari para istri pegawai
dengan nama Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia (PIPEBI). Tugas pokok yang tercantum dalam Dharma
Wanita juga dimuat dalam tujuan dibentuknya komunitas Persatuan Istri Pegawai Bank
Indonesia. Maka PIPEBI berdiri tidak semata-mata untuk merangkul para istri
pegawai tanpa visi dan misi yang jelas.
Sebagai anggota PIPEBI kita semua tahu bahwa komunitas
ini dibentuk agar para istri pegawai mampu mengembangkan kreativitas serta
terus belajar bersosialisai dalam ragam kegiatannya. Salah satu contoh adalah
kegiatan yang bersentuhan dengan kepedulian sosial. Hal ini juga menjadi bagian
mendasar yang tercantum di program kerja PIPEBI.
Di berbagai ragam program kerjanya PIPEBI telah
mengambil bagian kepedulian terhadap permasalahan sosial dan lingkungan, meningkatkan
kapasitas diri, membangun serta membina sisterhood
di antara para anggotanya. Di setiap program kerja tahunannya PIPEBI selalu
memuat kegiatan-kegiatan yang merupakan bentuk kepedulian sosial.
Beberapa contoh bentuk kepedulian sosial itu seperti;
menyantuni anak yatim di bulan Ramadan, mengunjungi dan memberikan bantuan
kepada PAUD secara berkala, memberikan santunan pendidikan kepada anak-anak
dari keluarga kurang mampu, menjadi pendonor darah, serta ikut terlibat memberi
sumbangan pada korban bencana alam.
Sebagai makhluk sosial, kita tidak mampu untuk hidup
sendiri. Kita pasti membutuhkan orang lain walaupun hanya dalam kapasitas
kecil. Untuk itu kita terkadang perlu bergabung dalam suatu organisasi atau
wadah kebersamaan. Kita bisa belajar membuang sifat egois dan materialistis
sehingga kita bisa mengembangkan rasa kepedulian sosial itu kepada objek yang
lebih luas lagi. Tidak hanya terhadap sesama anggota dan lingkungan terdekat.
PIPEBI adalah wadah yang sudah dibentuk untuk
pengaplikasian rasa kepedulian sosial sesama anggotanya. Tinggal kitalah yang
memilih seperti apa bentuk aplikasi itu, baik ke dalam maupun ke luar. [Majalah Insani PIPEBI, Rubrik Sketsa, edisi Januari
2015]
Oh, my...anggapanku terhadap ibu2 dharma wanita salah ya, aku pikir kegiatannya cuma kumpul2, paling banter ngadain pameran atau bazaar, etapi liat info dari Mbak Wiek, keren banget ternyata ibu-ibu ini.
BalasHapusGak salah kok, Mbak.
HapusDulu aku juga seperti itu, tapi setelah bergabung di dalamnya, banyak hal yang bisa kita lakukan, terutama yang erat kaitannya dgn kegiatan kemanusiaan. Btw, makasih sudah mampir ke sini ya. :)
Belum pernah ikut kegiatan macam begini di kantor suami hehehe. Btw, bangga kenal sama Mbak Wiek. Jiwa sosialnya nggak perlu diragukan. Mudah-mudahan selalu bisa menebar manfaat sampai kapanpun ya. *puji-puji minta ditraktir :p
BalasHapusHalaaah, Fitaaa! Hahaha ....
HapusBtw, aamiin ... doakan aku tetap konsisten terus ya, Gak angot2an. *kebalik, aku dong yg ditraktir* ^_^
Saya percaya, komunitas apapun dibuat pasti dengan niat baik :)
BalasHapusDulu mungkin Dharma Wanita agak2 gimana di mata saya, tapi semenjak liat persatuan istri2 KBRI di Eropa, jadi kagum dengan kegiatan sosial mereka :D
Iya, Insya Allah semakin bergerak ke arah kegiatan yang bisa menebar manfaat untuk orang banyak ya, Ima. :)
HapusAku baru tau ada Pipebi ::)
BalasHapusIya, Melly, selama ini tidak pernah tersiar ke luar. Sekarang setelah sekian tahun aku yg menjadi bagian di dalamnya ingin memperkenalkannya. :)
HapusSalut sama PIPEBI. Semoga semakin banyak bermanfaat bagi lingkungan dan sesama.
BalasHapusAamiin, makasih Kang Azzet.
HapusSenangggg bisa aktif di Pipebi. Suami saya juga kerja di BI tapi sayang... saya nggak boleh ikut. Suamiku primitifff...... sedihhhhhhh....
BalasHapus