BRID, Amy Atmanto, dan Yenny Wahid |
Kalau ditanya, kapan persisnya saya
bergabung di Komunitas Blogger Reporter Indonesia, pasti saya lupa jawabnya. Maaf, bukan karena tak cinta pada BRID. Yang terpenting,
komunitas ini mampu menginspirasi saya untuk selalu aktif ngeblog, rasanya
lebih dari cukup untuk menjawabnya.
Selama berada di BRID, satu hal yang
membuat saya salut pada Founder dan
para adminnya. Ketatnya “aturan main” yang diberlakukan di Komunitas Blogger
Reporter Indonesia membuatnya menjadi berbeda dan solid. Yang paling ditakutkan
(menyimak dari beberapa komentar blogger tentang BRID) adalah tentang ancaman
dikeluarkan dari komunitas. Jika sudah siap untuk hadir di event yang ditawarkan, maka komitmennya adalah wajib membuat
reportasenya. Kalau lalai, siap-siap untuk didepak dari keanggotaan.
Walaupun saya bukan anggota aktif di
acara-acara yang di-share admin, tapi
setidaknya saya bisa belajar banyak dari beragam postingan acara-cara tersebut.
Terutama belajar tentang cara menyajikan liputan yang keren. Ini testimoni saya
tentang Komunitas Blogger Reporter Indonesia yang tidak sempat saya utarakan di
acara buka puasa bersama kemarin, sehingga membuat saya gagal dapat hape baru. *siap diguyur rame-rame*
Menyinggung acara buka puasa
bersama, BRID telah memberi kesempatan bagi saya untuk berjumpa dan mengenal
anggota BRID lainnya. Ini adalah momen pertama buat saya selama menjadi anggota
BRID. Momen pertama yang meninggalkan kesan istimewa tentunya.
Bertempat di Warung Daun, Jalan
Cikini Raya No.26 Jakarta Pusat, Blogger Reporter Indonesia menggelar acara
bertajuk “Silaturahim dan Buka Puasa Bersama”. Acara yang didukung oleh Indosat
ini dihadiri oleh sekitar 50 blogger yang semuanya tergabung dalam komunitas online (facebook) Blogger Reporter Indonesia.
Ulish Anwar |
Begitu acara dibuka oleh Mas Ulish
Anwar (MC yang juga dikenal sebagai pakar Public Speaking), semua blogger langsung fokus menyimak keseruan yang mulai muncul
satu per satu. Diawali oleh testimoni dari sepuluh blogger yang sudah merasakan
pengalamannya selama melebur di BRID. Dari semua testimoni, saya mencatat satu
kesamaan dengan ulasan saya di awal catatan ini. Tentu saja kujujuran dan cara
teman-teman BRID menyampaikan testimoninya memancing gelak tawa yang
benar-benar mencairkan suasana.
Nunik Utami (yang tengah itu ya ^_^) |
“Pas saya masuk di BRID, saya
melihatnya berbeda dari grup-grup blogger lain. Cuma grup ini yang berani
mengeluarkan anggotanya yang tidak disiplin menulis reportase sesegara mungkin.
Tapi itu asyik banget. Saya merasa nyaman di sini dan saya juga hati-hati
banget agar tidak membuat kesalahan seperti itu, karena saya sendiri merasa
nyaman dan tidak mau dikeluarkan dari grup ini,” ujar Nunik Utami mengawali
testimoninya.
Nunik menambahkan bahwa di BRID dia
menjadi tertantang untuk menuliskan reportase sesuai jadwal yang ditetapkan.
Hal itu mencerminkan kedisplinan blogger sejati. Ketika ditanya siapa admin favoritnya, Nunik menyebut Mas Ahmed. Begitu pula dengan blogger lainnya yang memberikan testimoni. Selamat untuk Mas Ahmed yang menjadi admin terfavorit di BRID. Sayang beliau tidak bisa hadir.
Haya Aliya Zaki |
“Di BRID saya belajar untuk menjadi
blogger yang profesional karena kalau hadir di acaranya harus menulis reportase.
Ada aturan-aturan lain yang saya temui di BRID namun tidak ada di komunitas
lain. Di sini saya belajar untuk disiplin dan komitmen menjadi blogger yang
profesional,” papar Haya Aliya Zaki di testimoni berikutnya.
Dari testimoni ini tergambar bahwa
Blogger Reporter Indonesia merupakan komunitas yang tegas, disiplin, dan
konsisten dalam menerapkan “aturan mainnya”. Dengan kekonsistenan itu pula BRID
dianggap mampu memberi pelajaran kepada para blogger untuk profesional
menjalankan peran dan fungsinya sebagai blogger.
Hazmi Srondol |
Selanjutnya, Mas Hazmi Srondol
selaku founder komunitas Blogger
Reporter Indonesia menyampaikan sambutan dan penjelasannya tentang latar
belakang BRID menggelar acara buka puasa bersama tersebut. Selain itu, beliau
juga mengulas sekilas tentang asal muasal orang bisa berinternet lewat jejaring
server. Ide dasar itu berkembang terus sampai muncul protokol yang mampu
menghubungkan antar server ke seluruh dunia.
Diingatkan juga oleh Hazmi bahwa Pak
Indar Atmanto ikut terlibat dalam proses panjang tersebut. Indar Atmanto
merupakan sosok yang tidak asing lagi bagi pemerhati internet di tanah air.
Beliaulah yang telah berjasa dalam memelopori perkembangan internet di
Indonesia. Namun saat ini, Pak Indar Atmanto sedang terlibat kasus hukum yang
statusnya masih dalam pengajuan Peninjuan Kembali (PK) di Mahkamah Agung.
“Inti acara ini adalah, selain kita
bersilaturahmi setelah selama ini kita banyak berkomunikasi lewat dunia maya.
Utamanya lagi adalah kita melakukan doa bersama untuk kebebasan Pak Indar
Atmanto,” ujar Mas Hazmi.
Any Atmanto |
Selepas Founder BRID menyampaikan sambutannya, Ibu Amy Atmanto (istri dari Pak
Indar Atmanto) hadir menyampaikan ucapan terima kasinya kepada Blogger Reporter
Indonesia. Dalam sambutannya Amy Atmanto menyampaikan permohonan agar
teman-teman BRID ikut memberi dukungan kebebasan Pak Indar lewat petisi di www.bebaskanIA.tk.
“Saya mohon doa dan dukungannya. Ini
merupakan ujian yang sangat berat, namun saya tetap berpikir positif dalam
mencari keadilan,” ujar Bu Amy berharap.
Suasana silaturahmi terus berlanjut
hingga jelang berbuka puasa. Waktu yang tersisa pun diisi oleh siraman rohani
berupa kuliah tujuh menit (kultum) dari Dr. Ruli Nasrullah, M.Si. yang lebih
akrab dengan panggilan Kang Arul atau Dosen Galau.
Kang Arul |
Sempat kaget dan terpana. Jujur
saja, baru kali itu saya melihat Kang Arul tampil untuk mengisi tausiyah.
Sosoknya yang saya kenal kocak dan tak pernah move on dari kata “jengkol” ternyata menyimpan muatan ilmu dakwah
yang mumpuni. Salut!
“Saya memang dosen di UIN Jakarta di
Fakultas Dakwah tapi jurusan saya adalah Komunikasi. Cuma masalahnya, kalau di
komplek mereka nggak tau kalau saya ini jurusannya komunikasi. Taunya kuliahnya
di UIN, Fakultas Dakwah lagi, pasti bisa ceramah. Makanya kalau acara 17-an
saya suka pergi ke mana-mana menjadi tukang doa. Itu masalahnya. Tapi
alhamdulillah, hanya BRID yang berhasil memaksa saya ceramah di sini,” ujarnya
kocak memancing tawa dan tepuk tangan.
Sesaat setelah itu, sesi ceramah
sempat terputus. Perhatian teman-teman blogger tiba-tiba teralihkan oleh
kehadiran Yenny Wahid. Termasuk saya yang baru pertama kali melihat langsung.
Kondisi itu seolah membuat Kang Arul sempat kalah pamor. *ngakak guling-guling*
Yenny Wahid dan Saya |
Akhirnya tausiyah kembali berlanjut.
Kang Arul mengambil contoh karakter umat Nabi Muhammad Saw. dalam kata “blogger”.
Kegemaran seseorang pada batu akik menjadi perumpaan yang digambarkan Kang Arul
tentang blogger. Tak ada yang bisa memberi alasan mengapa seseorang sangat
cinta dan mau berlama-lama mengurusi batu akik. Begitu juga dengan aktivitas
blogger. Hanya mereka yang tahu menjawabnya.
Kang Arul juga memaparkan makna dari
singkatan BRID yaitu Brave (berani), Respect (menghargai orang lain), Inspiratif
(menuliskan konten yang mampu menggerakkan pembacanya), dan Development (terus berlatih membangun
dan mengembangkan diri). Makna yang diungkapkan Kang Arul sejalan dengan
karakter Rasulullah Saw. yang sesungguhnya.
Menurut Kang Arul, menulis itu penuh
istiqomah yang luar biasa. Yang paling penting perlu passion. Tidak sembarangan orang bisa menulis, apalagi menjadi
blogger.
“Percayalah, setitik suara blogger
itu seperti titisan air di atas batu. Pelan, tapi lama-kelamaan batu itu akan
bolong dan pecah. Yakinlah ....!” pungkas Kang Arul di ujung tausiyahnya.
Sesaat sebelum azan magrib
berkumandang, Mas Ulish Anwar kembali mengingatkan para blogger ikut
mendoakan agar Pak Indar Atmanto terbebas dari kasus hukum yang tengah menjeratnya.
Alhamdulillah, dikasi gudibek juga ^_^ |
Salut juga kepada Indosat yang telah
memberi dukungan penuh sehingga acara silaturahmi dan buka puasa bersama Blogger
Reporter Indonesia (#BukberBRID) ini benar-benar meninggalkan banyak kesan. Sebagai pendukung
acara, Indosat juga memperkenalkan program terbarunya yaitu #Ketupat TIM3.
Program ini adalah paket dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. Terdiri
dari Paket Santan (SMS terus-terusan), Paket Telor (Telepon Ramadhan), Paket
Opor (Online pol Ramadhan), dan Paket
Komplit (Internetan, Nelepon dan SMS).
Sebagian menu yang bikin gak konsen di detik-detik berbuka :) |
Sebagai catatan penutup, saya sangat
berterima kasih kepada Founder dan
segenap admin BRID yang memberi kesempatan untuk ikut di acara ini. Semoga saya
tetap menjadi bagian dari BRID yang penuh keakraban, inspiratif, serta memberi
manfaat agar semua anggota bisa sama-sama berkembang menuju blogger yang
profesional. [Wylvera W.]
asyik, lengkap euy reportasenya :)
BalasHapusupz, foto terakhir itu bikin ngiler...
*puasa, puasa, he he he
Penginnya cerita lebih panjang. :)
HapusHahaha, lihatnya jangan lama-lama.
lho koq miripp, emang kakak adik sama bu yeni ya mak wiek? hihiihi
BalasHapusKakak adik lain Ibu dan Ayah. Hahahaha ....
Hapusmakasih mbak wiwiek udah mau ditebengi aku :)
BalasHapusLah, kan aku juga jadi pede ada teman jalan. :)
HapusSelalu salut ama tulisan mbak Wyl,
BalasHapusWalau memakai bahasa informal ala blogger, tetapi kaidah EYD nya tetap sempurna. Seharusnya, yang disebut "blogger reporter" ya memang seperti ini, Mbak sangat cocok jadi mentor bagi blogger-blogger junior :-D
Aaah, tersanjung ini jadinya. Makasih, Mas Hazmi. Justru aku sedang belajar ini dari blogger-blogger di BRID yang keren-keren reportasenya. *menunduk*
HapusBundaaa, akuh sampe pangling liat foto bundaa sama bu yenny :)
BalasHapussama sama meneduhkan senyumnya :D