Penulis mana yang tidak girang, ketika mendengar kabar
kalau bukunya masuk dalam urutan pertama penjualan di toko buku terbesar tanah
air? Yang bikin bangga dan nyaris tidak percaya, sembilan buku berikutnya
adalah karya para penulis beken di negeri ini.
Ya, buku karya saya yang berjudul “99 Asmaul Husna dan
Kisah Para Princess” pernah menempati posisi teratas di daftar “Top Ten
Gramedia Publishers” di toko Gramedia Cijantung. Kegembiraan itu seolah tak
putus ketika saya kembali menerima laporan dari teman-teman penulis lainnya. Buku
ini juga diletakkan di rak belakang meja kasir Gramedia, sementara di toko lainnya
dikelompokkan pada buku yang direkomendasikan.
Namun di balik kegembiraan itu, tetap terselip rasa
khawatir di hati saya. Akankah buku karya saya ini bisa bertahan di posisi yang
sama hingga mencapai keseluruhan jumlah eksemplar yang dicetak habis? Mampukah
penjualan itu mencapai proses cetak ulang? Atau apakah buku ini benar-benar
memberi manfaat bagi seluruh pembaca yang sudah membeli dan membacanya?
Pertanyaan ketiga ini sebenarnya yang paling menguasai rasa khawatir saya.
Latar belakang penggarapan
Baiklah, kita lupakan sejenak rasa gembira dan
kekhawatiran itu. Saya ingin mengulas cerita di balik proses penulisan cerita
ke-99 judul dalam buku “99 Asmaul Husna dan Kisah Para Princess” ini.
Bagi saya, belajar dan terus menggali ilmu menulis itu
adalah keharusan bagi seseorang yang berprofesi sebagai penulis. Walaupun saya
sudah sering memberi pelatihan menulis kepada anak-anak dan remaja, saya tetap
merasa bahwa ilmu menulis saya perlu ditambah terus. Saya tidak pernah minder
untuk melebur dalam kelas-kelas menulis, khususnya yang digawangi oleh penulis
yang berpengalaman. Semua itu pasti ada manfaatnya. Terutama untuk meningkatkan
kemampuan saya dalam teknik menulis yang lebih baik. Selain itu, saya juga bisa
menularkannya kepada murid-murid saya. Jadi, tidak ada yang sia-sia.
Semua berawal dari semangat mengikuti kelas menulis online buku bacaan anak yang digawangi Ali Muakhir. Siapa sih yang tidak kenal dengan beliau? Saya menyebutnya sebagai
salah satu Suhu menulis buku cerita anak di tanah air. Beliau merupakan founder kelas menulis online yang nge-trend dengan nama “Winner Class”.
Sudah lama saya mendengar tentang “Winner Class” ini,
namun belum terbesit di hati untuk bergabung. Hingga pada suatu hari, saya
begitu tertarik untuk mengikuti kelas pelatihan editing naskah di sana. Itulah momen awal yang membuat saya melebur
di dalamnya. Selain itu, banyak kesempatan yang ditawarkan kepada para penulis
buku anak di grup itu. Mulai dari pelatihan editing,
proyek menulis buku seri melalui audisi naskah, sampai cara mengonsep buku
anak.
Salah satu kiriman foto dari teman penulis |
Saya sudah dua kali lolos audisi untuk sebuah proyek
buku seri Islami di sana. Namun, kesempatan itu tidak lantas membuat saya puas.
Ketika tawaran untuk belajar “Cara Mengonsep Buku Anak” kembali diumumkan di
grup, saya lagi-lagi ikut bergabung. Jadilah saya salah satu peserta yang
direkrut dari beberapa teman penulis anak lainnya. Oleh Imran Laha dari
Penerbit Adibintang yang diundang Ali Muakhir, kami diajarkan untuk melihat peluang saat ingin mengajukan
sebuah konsep naskah ke penerbit.
Setelah tips dan trik melihat peluang dipaparkan, kami
pun ditantang untuk mengajukan konsep buku anak Islami oleh Imran Laha. Saya
nekat mengajukan 4 judul waktu itu. Setelah melalui beberapa tahap seleksi,
akhirnya dari keempat konsep buku yang saya tawarkan, hanya dua yang lolos.
Namun, baru satu yang mampu saya selesaikan, yaitu “99 Asmaul Husna dan Kisah
Para Princess”. Alhamdulillah ....
Konsekuensi
dari lolosnya konsep tersebut, saya harus memenuhi target deadline yang ditetapkan oleh Imran Laha. Untuk menyelesaikan
cerita dari 99 judul yang saya ajukan, Imran Laha memberikan waktu 1 bulan.
Merinding saya membayangkannya. Namun, saya tak berani menawar. Saya kerjakan
saja dulu sekuat tenaga. Mulai dari mengumpulkan referensi tentang makna 99
Asmaul Husna, lalu menyusun judul dan isi cerita yang sesuai dengan makna
nama-nama mulia milik Allah itu.
Ketika waktu
yang ditentukan nyaris berakhir, saya hampir putus asa tapi gengsi meminta
tambahan waktu. Lama saya mempertimbangkannya sambil terus berusaha mengejar
target. Sebenarnya bukan hanya saya yang melewati batas waktu yang diberikan.
Beberapa teman penulis lainnya juga masih banyak yang belum menyetor naskahnya.
Tapi, sungguh bukan itu alasan saya menunda-nunda waktu. Banyak kendala yang
menghambat saya tidak bisa menepati deadline.
Hingga
akhirnya saya nekat menawar juga dan meminta tambahan waktu setengah bulan lagi
kepada Imran. Alhamdulillah ... betapa senangnya saya ketika beliau tanpa ragu
memberi tambahan waktu itu. Tambahan waktu itu tentu tidak saya sia-siakan.
Saya mengubah kecepatan menulis dan berusaha fokus.
Proses pemilihan judul
Mengapa saya
memilih 99 Asmaul Husna lalu menuangkannya dalam kisah 99 Princess? Pertama, saya membuat target awal untuk calon pembaca
buku saya ini adalah anak perempuan. Kedua, menurut saya, trend tokoh yang seolah tak pernah surut di perbukuan anak, salah
satunya adalah tokoh princess. Ketiga,
selain penulis, profesi saya adalah pengajar eksktrakurikuler jurnalistik dan
kepenulisan di salah satu SDIT. Saya memiliki murid yang semuanya anak
perempuan. Dari murid-murid saya itulah saya menyimpulkan bahwa pembaca anak
(perempuan) masih cenderung menyukai cerita dengan tokoh ala-ala princess. Keempat, bagaimana caranya
agar pembaca anak (Islam) mudah mengingat sekaligus memahami nama-nama indah
kepunyaan Allah Swt. ini.
Saya ingin
agar mereka tidak hanya mampu sekadar menghapal, namun paham menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, saya ambil dari Asmaul Husna “Ar
Rahman”. Anak-anak muslim umumnya tahu arti dari “Ar Rahman” adalah “Yang Maha
Pengasih”. Lalu, seperti apa aplikasinya dalam kehidupan? Saya pun mengurainya
dalam sebuah cerita dengan tokoh putri yang diberi nama Princess Rahmania
dengan judul, “Princess Rahmania dan Sayap Burung yang Terluka”. Di cerita
Princess Rahmania inilah saya sajikan kisah yang mencerminkan pengamalan dari
makna “Pengasih” tadi. Untuk melengkapi pemahaman mereka sebagai pembaca buku
ini, di akhir setiap cerita, saya juga menjelaskan kembali arti/maksud dari
setiap Asmaul Husna itu.
Terkait
dengan target pembaca, sebenarnya tidak mutlak. Saya juga ingin agar anak
laki-laki kelak suka dan tertarik untuk membaca buku saya ini. Lalu, bagaimana
caranya? Saya pun mencari ide agar 99 cerita yang saya sajikan tidak hanya
dapat dibaca oleh anak perempuan saja. Tokoh princess di dalam buku itu hanya
sebagai tokoh utamanya saja. Sementara alur dan kisah-kisahnya masih pas dengan
anak laki-laki. Ingin membuktikannya? Silakan miliki bukunya ya. *eh, saya
serius lho ... ^_^*
Tidak ada
proses yang tidak menemukan kesulitan. Saya pun mengalaminya. Saya sangat
hati-hati dan takut sekali jika dari 99 cerita yang saya tulis, terjadi
pengulangan kisah atau mirip-mirip. Enggak lucu ‘kan, kalau dalam satu buku ada
dua cerita yang serupa tapi nama tokohnya berbeda? Untuk itu, setiap judul saya
sertakan outline singkat dan fokus
dalam penggarapan kisah demi kisahnya. Tapi ini hanya untuk panduan saya saat
mengerjakannya saja, alias tidak diserahkan ke editor.
Buku saya diletakkan dalam jajaran buku rekomendasi |
Alhamdulillah,
akhirnya saya berhasil menuntaskan 99 kisah dan menyetornya kepada Imran Laha
sebelum waktu setengah bulan yang ditambahkan. Namun, tidak berhenti sampai di
situ. Saya harus sabar menunggu keputusan naik cetak naskah calon buku saya.
Mulai dari proses editing,
penggarapan ilustrasi, layout, dan
lainnya. Deg-degan? Tentu!
Kesabaran
saya akhirnya berakhir tidak lebih dari tiga bulan. Buku “99 Asmaul Husna dan
Kisah Para Princess” karya saya pun terbit di bulan Ramadan 1436 H (Juni 2015).
Dengan ketebalan 212 halaman, harga 125 ribu rupiah, buku ini tampil dengan
desain yang menawan (menurut saya ^^). Alhamdulillah, saya senang sekali. Kerja
keras saya berbuah manis.
Tak lupa,
saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Imran Laha dan Penerbit Adibintang
yang telah memberi kesempatan kepada saya menuliskan kisah “99 Asmaul Husna dan
Kisah Para Princess” ini. Ucapan terima kasih yang sedalamnya juga saya sampaikan kepada para orangtua dan anak-anak yang telah membeli dan membaca buku ini. Kepada Mbak Nurul yang telah mengapresiasinya dalam blog pribadi seperti di link ini.
Selanjutnya, sambil menunggu progress penjualannya, saya berdoa agar buku ini selalu mendapat
tempat di hati para pembacanya. Isinya dapat memberikan manfaat dan keberkahan.
Aamiin. [Wylvera W.]
Selamat, Kak Wyl. Menyenangkan ya kalau buku dipandang bermanfaat bagi banyak orang. Semoga semakin banyak yang baca.
BalasHapusIya, Nancy. Bahagia rasanya, semoga terus menebar manfaat.
HapusAmiin ... makasih ya, say. :)
Ya Allah kmrn aku pegang buku ini mba.. tp ga beli krn kebanyakan yg sdh di pegang duluan. seneng bs komen di catatan penulisnya *tsahhhh...
BalasHapusIni ada di bagian depannya toko buku terkenal ituh.. hehehe...
Ntar balik lagi ahhh kesitu
Ayo, dibeli Mbak. Nanti kasi reviewnya ya. Apa yang kurang dari buku itu. Aku tunggu. :)
HapusMaa sya Allah, mau belajar banyak dari bu Wyl.
BalasHapusYuk, sama-sama belajar ya kita. :)
Hapuskok gak bikin yang prince mbak?
BalasHapusIya, sudah ada rencana dan ancang-ancang cerita yg pas untuk prince, Lidya. Cuma masih ngantri di kepala ini. Hahaha ....
HapusWaa inspiratif sekali..smoga bs ikut jejak mbak wyl
BalasHapusYuuuk ... aku juga masih terus belajar ini, Mbak Lita. :)
Hapusselamat ya Mbk, pengen punya bukunya, semoga dimurahkan rezeki. sukses ya mbk
BalasHapusAamiin... makasih ya, Naqi. Iya aku doakan semoga segera bisa memiliki buku ini. :)
HapusLuar biasa Mbakyu
BalasHapusPengin meniru keluar biasaan Suhu kan ini, tapi baru sampai sini bisanya. Btw, makasih, Kang Ali. :)
Hapuswahhhhh banyakkk bangettt buku asma nadia ya
BalasHapusaku blum baca yang ini
Maaf, Mbak Gustyanita. Saya bukan Asma Nadia, tapi Wylvera Windayana. Hehehe ... "99 Asmaul Husna dan Kisah Para Princess" ini karya saya, Mbak. :)
Hapusaduh, aku lupa mulu mau beli buku iniii, padahal udah ngincer dari lamaa, huhu..
BalasHapusAyo, Mbak dibeli dan dibaca. Kutunggu komentarnya ya. :)
Hapus