Ceritaku yang berjudul "Deden Terkena Sakit Kulit" masuk dalam Dongeng Anak Terpilih Kategori Sanitasi - Lomba Menulis Dongeng Anak KSAN 2015 yang lalu. Bagaimana rasanya? Ah, nggak usah ditanya lagi. Pasti senang rasanya. Sebab, mengikuti lomba menulis cerita anak itu merupakan momen yang selalu bikin degdegan. Selain sibuk mikirin cerita yang bisa memikat hati juri, menunggu pengumumannya juga menjadi penantian yang mendebarkan. Jika akhirnya terpilih, tentu senang banget dong. Semakin girang lagi ketika melihat ceritaku yang terpilih itu dimuat di Nusantara Bertutur, Kompas Klasika, Minggu, 28 Februari 2016 yang lalu.
Bagi yang belum sempat membaca, ini cerita versi Nusantara Bertuturnya ya ....^_^
Deden dan
kedua orangtuanya sudah lama tinggal dan hidup di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta. Puluhan rumah
tetangga Deden juga berjajar di sepanjang bantaran sungai itu. Mereka
menggunakan air sungai untuk mencuci dan mandi. Mereka juga membuang sampah ke sungai itu.
Deden dan
teman-temannya sering menghabiskan waktu bermain sambil berenang di sungai itu.
Suatu hari, Deden merasakan sekujur tubuhnya gatal dan panas. Semakin digaruk
malah semakin meluas rasa gatalnya, bahkan
kulit sampai melepuh.
“Aduuuh...! Sakit sekali rasanya, Ayah!” keluh Deden.
Ayah dan Deden memutuskan untuk
mencari obat bagi penyakit kulit tersebut. Di
persimpangan jalan, Deden dan ayahnya dihampiri oleh seorang laki-laki tua.
Melihat kulit Deden yang memerah, ia pun berkata.
“Sebaiknya
kalian nenuju ke perkampungan pinggir sungai di sebelah sana. Carilah Pak Yusuf.
Dia punya ramuan obat tumbuh-tumbuhan yang ampuh,” ujar
laki-laki tua itu.
Deden dan ayahnya akhirnya tiba di
perkampungan pinggir sungai Ciliwung di daerah Condet.
“Lihat,
Ayah! Air sungainya sangat jernih!” seru Deden melihat aliran air sungai yang tampak bersih dan bening.
Benar
saja, tak satu sampah pun yang mengambang di atas sungai. Bantaran sungai juga
asri karena ditanami beragam pohon. Padahal dahulunya, sungai dan perkampungan
di daerah ini sama kotornya dengan tempat Deden tinggal. Rupanya setahun
terakhir, warga telah mengubah lingkungan perkampungan menjadi bersih.
Deden
dan ayahnya mencari rumah Pak Yusuf, yang disebut orang tua tadi.
“Apa
yang bisa saya bantu?” kata Pak Yusuf kepada Deden dan ayahnya.
“Anak
saya terserang penyakit kulit. Kami dengar, Bapak punya ramuan obat
tumbuh-tumbuhan yang mujarab,” jawab ayah Deden. Pak Yusuf lalu mengambil
sesuatu dari lemari yang ada di ruang tamu.
“Pakailah
racikan ini. Terbuat dari tanaman obat yang kami tanam di pinggiran sungai.
Dalam beberapa hari, kulit yang sakit akan sembuh,” ujar Pak Yusuf.
Pak
Yusuf kemudian mengajarkan Ayah
dan Deden bagaimana cara menjaga sumber air agar tetap bersih dan sehat.
Walaupun Pak Yusuf dan tetangganya hidup di bantaran sungai, kebersihan air
sungai tetap terjaga. Mereka tidak pernah sekali pun membuang sampah ke sungai.
Mereka tidak pernah mencuci di sungai, apalagi mandi di sana. Sanitasi di
pemukiman itu selalu dirawat secara berkala. Mereka selalu bergotong royong
untuk membersihkan bantaran sungai.
[Wylvera
Windayana]
Note: Ceritanya bisa juga dilihat di sini
Aku suka ingin belajar nulis cerita anak Kak.
BalasHapusDulu waktu Sekar masih balita doang aku bikin cerita bua dongeng sebelum tidur dan itu apa adanya hahaha
Mau coba bikin lagi ah belajar dari tulisan di atas :)
Ayo, dicoba lagi. Nanti juga bakal keasyikan kayak nulis artikel buat blog. ;)
HapusSukaaaa ceritanya, Kak Wiek.
BalasHapusSelamat yaa, akhirnya muncul di Kompas.
Eh, terus Deden sembuh nggak kulitnya?
#apasih
Makasih, Mbak.
BalasHapusIni ceritaku yang keempat yang pernah muncul di Kompas Klasika sebenarnya. Tapi tiga lainnya bukan hasil menang lomba. Hehehe ....
Sstt ... iya, Deden sudah sembuh sekarang. Hihihi
Kak Wiwiek, mau dong belajar menulis cerpen....
BalasHapusMasak murid ngajarin guru sih? Hahahaha
HapusDulu jaman SMP aku malah srg ngirimin cerpen k bobo :D. Tp sjk udh kerja, punya anak malah GA prnh lg mbak.. Prnh MW nyoba,tp kok ya GA segampang dulu idenya ngalir :p
BalasHapusButuh latihan aja itu, Mbak. Insya Allah, bisa lancar lagi. Ayo ah, semangaaat! ;)
Hapus